Senin, 01 Desember 2014

Biologi Dasar









GYMNOSPERMAE


Disusun oleh


1.   Budi Utomo (1417031031)
2.   Ni Wayan Fitri Handayani (1417031085)
3.   Intan Puspitasari (1417031059)
4.   Nada Rifki Sahputri (1417031079)
5.   Nevi Setyaningsih (1417031083)


unila.jpg








JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2014



KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis  ucapkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas yang disampaikan oleh ibu Nismah Nukmal Ph.D pada mata kuliah Sains Dasar Biologi.

Pada kesempatan ini pula,  penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada tugas ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, akan  tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.


Bandar Lampung, 3 Oktober 2014



Penulis










DAFTAR ISI

                                                                                                                      Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................    ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................    iii
BAB I       PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1
A.    Latar Belakang ……………………………………………………    1
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………...    2
C.     Tujuan …………………………………………………………….     2
BAB II     PEMBAHASAN ……………………………………………………...     3
A.    Pengertian Gymnospermae ……………………………………….     3
B.     Ciri-ciri Gymnospermae ………………………………………….     4
C.     Habitat Gymnospermae …………………………………………...    5
D.    Reproduksi Gymnospermae ………………………………………    5
E.     Manfaat Gymnospermae ………………………………………….    7
F.      Klasifikasi Gymnospermae ……………………………………….     7
BAB III    PENUTUP …………………………………………………………….     22
A.    Kesimpulan ……………………………………………………….     22
B.      Saran ……………………………………………………………..               23
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..    24










BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif).
Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tidak tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).

B.  Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian Gymnospermae?
2)      Bagaimana ciri-ciri Gymnospermae?
3)      Bagaimana klasifikasi Gymnospermae?
4)      Dimana habitat Gymnospermae?
5)      Bagaimana reproduksi Gymnospermae?
6)      Apa manfaat Gymnospermae?

C.  Tujuan
Mengetahui dan memahami lebih jauh tentang Gymnospermae dan peranannya dalam kehidupan manusia.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Gymnospermae
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun  strobilus atau runjung.
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.
Mempunyai sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar dan batang berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Strobilus atau kerucut mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan bantuan angin (anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan jarak waktu penyerbukan sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif.

B.     Ciri-Ciri Gymnospermae
Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.         Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2.         Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan floemnya tanpa sel-sel pengiring.
3.         Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
4.         Bentuk perakaran tunggang.
5.         Daun sempit, tebal dan kaku.
6.         Tulang daun tidak beraneka ragam.
7.         Tidak memiliki bunga sejati.
8.         Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
9.         Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung.   Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10.     Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
11.     Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12.     Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
13.     Gymnospermae memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.

C.    Habitat Gymnospermae
Gymnospermae hidup di mana-mana, hampir di seluruh permukaan bumi ini. Mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub dan dari daerah yang cukup air hingga daerah kering.
1)   Ginkgophyta
Banyak ditemukan di negara Cina, khususnya di daerah kecil di Zhejiang Cina dan di Mu Tian Shan. provinsi di Timur
2)   Cycadophyta
Cycadophyta hidup di daerah tropis dan subtropis.
3)   Coniferophyta atau dapat disubut Pinophyta
Tumbuhan yang termasuk Coniferophyta hidup tersebar di berbagai daerah, bahkan hampir di seluruh daerah di dunia.  Pohon pinus dan cemara banyak tumbuh di Eropa bagian pegunungan.
4)   Gnetophyta
Banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis.
D.    Reproduksi Gymnospermae
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah.
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu bergerak bebas.
Gametofi jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.
Proses Penyerbukan dan Pembuahan, Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur.
Strobilus jantan Þ serbuk sari Þ jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) Þ buluh serbuk Þ membelah Þ inti tabung dan inti spermatogen Þ inti spermatogen Þ membelah Þ dua inti sperma Þ membuahi sel telur di dalam ruang arkegonium Þ zigot Þ lembaga di dalam biji Þ tumbuhan baru.
E.     Manfaat Gymnospermae
Secara umum Gymnospermae bermanfaat bagi kehidupan manusia, di antaranya sebagai berikut.
1)    Tanaman hias, misalnya cemara dan pakis haji.
2)   Bahan industri, cat, dan obat – obatan, misalnya damar. Penghasil minyak cat (terpentin), misalnya pinus/tusam.
3)   Bahan pembuat kertas dan korek api, misalnya kayu pinus dan kayu tumbuhan melinjo.
4)   Sayur – mayur, misalnya melinjo.
5)   Sumber makanan, misalnya melinjo.
6)   Bahan untuk obat dan kosmetik, yaitu Ginkgo biloba

F.     Klasifikasi Gymnospermae
Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan.
·Tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah
Tiga divisi yang sudah punah adalah:
1)   Bennetophyta
2)   Cordaitophyta
3)   Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae.
·      Tumbuhan Gymnospermae yang masih ada sampai sekarang
Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah:
1)      Ginkgophyta
2)      Cycadophyta
3)      Coniferophyta atau Pinophyta
4)      Gnetophyta


Berikut ini adalah beberapa klasifikasi organisme yang tergolong  Gymnospermae.
1.      http://sunuasta.files.wordpress.com/2010/12/cemara_norfolk_tree1.jpgCemara
ü  Klasifikasi
Kingdom         :  Plantae
Subkingdom
    :  Tracheobionta
Super Divisi    :  Spermatophyta
Divisi               :  Coniferophyta       
Kelas               :  Pinopsida
Ordo                :  Pinales
Famili
              :  Cupressaceae 
Genus
              :  Thuja
Spesies
            :  Thuja orientalis L.
ü  Ciri-ciri
Ciri-ciri cemara adalah batang pohonnya bergerigi, berkayu, dan tegak lurus. Sedangkan daunnya berbentuk jarum yang terangkai dalam satu tangkai daun.
ü  Habitat
Tumbuhan ini dapat hidup secara alami dimana saja kecuali pada dataran rendah yang ketinggiannya kurang dari 200 m dpl. Namun di beberapa tempat, tumbuhan ini sering ditemui di pegunungan.

2.      http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/01/13264395571423860773_300x400.jpgDamar
ü  Klasifikasi
Kingdom         : Plantae 
Divisio
            : Pinophyta
Kelas
              : Pinopsida  
Ordo
               : Pinales 
Familia
            : Araucariaceae 
Genus
             : Agathis
Spesies
           : Agathis dammara
ü  Ciri-ciri
Damar memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Batang pohonnya berukuran besar, tinggi hingga 65m dan berbatang bulat silindris dengan diameter yang mencapai lebih dari 1,5 m. Pepagan luar keabu-abuan dengan sedikit kemerahan, mengelupas dalam keping-keping kecil.
Daun berbentuk jorong, 6–8 × 2–3 cm, meruncing ke arah ujung yang membundar. Runjung serbuk sari masak 4–6 × 1,2–1,4 cm dan runjung biji masak berbentuk bulat telur, 9–10,5 × 7,5–9,5 cm.
ü  Habitat
Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl. Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan.
ü  Manfaat
Damar teristimewa ditanam untuk diambil resinnya, yang diolah menjadi kopal. Resin ini adalah getah yang keluar tatkala kulit (pepagan) atau kayu damar dilukai. Getah akan mengalir keluar dan membeku setelah kena udara beberapa waktu lamanya. Lama-kelamaan getah ini akan mengeras dan dapat dipanen; yang dikenal sebagai kopal sadapan. Getah juga diperoleh dari deposit damar yang terbentuk dari luka-luka alami, di atas atau di bawah tanah; jenis yang ini disebut kopal galian.
Pada masa lalu resin damar terutama dihasilkan dari tegakan-tegakan alam di Maluku dan Sulawesi. Kini kopal juga dihasilkan dari hutan-hutan tanaman Perhutani di Jawa.
Kayu damar berwarna keputih-putihan, tidak awet, dan tidak seberapa kuat. Di Bogor dan di Sulawesi Utara, kayu ini hanya dimanfaatkan sebagai papan yang digunakan di bawah atap. Kerapatan kayunya berkisar antara 380–660 kg/m³. Kayu damar diperdagangkan di Indonesia dengan nama kayu agatis.
Pohon damar juga disukai sebagai tumbuhan peneduh taman dan tepi jalan (misalnya di sepanjang Jalan Dago, Bandung). Tajuknya tegak meninggi dengan percabangan yang tidak terlalu lebar.
3.      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjuZH17AMzVjVBdO-qMv4VeNEaYMt54h20SzGDv_oH9upEqyur5_0iJXzR3vaVoWnBEhVDGbMlyDBH-sNj7istpmsYz_3Kj390VxQgonPwHY9Q1vATCYAxHj8t113VrRI2iNldr9Nk1raM/s1600/cycasru.jpgPakis Haji
ü  Klasifikasi
Kingdom       : Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta Superdivisio    : Spermatophyta
Divisio
          : Cycadophyta
Kelas
             : Cycadopsida
Ordo
             : Cycadales
Familia
          : Cycadaceae
Genus
           : Cycas
Spesies
          : Cycas rumphii
ü  Ciri-ciri
Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda.Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya.
Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
ü  Habitat
Jenis ini dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
4.      http://www.wayantulus.com/wp-content/uploads/2012/06/pohon-ginkgo-biloba.jpgGinko biloba                                                          
ü  Klasifikasi
Kingdom
  :  Plantae
Divisio
      :  Ginkgophyta
Class
         :  Ginkgoopsida
Ordo
         :  Ginkgoales
Family
      :  Ginkgoaceae
Genus
       :  Ginkgo
Spesies
     :  Ginkgo biloba
ü  Ciri-ciri
Mempunyai daun yang berbentuk seperti kipas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk mirip daun paku kelompok suplir.
Ketika musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia. Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun berubah warna dan menggugurkan daunnya pada musim rontok.
Tumbuhan berumah dua (diesis)
Gamet jantan motil, penyerbukan di air.
Daun muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan yang dalam, mengalami perkembangan.
Strobilus jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda kematangannya; ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.
ü  Habitat
Gingko biloba merupakan spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka yang pernah tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh liar di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya sebagai pohon penghias taman atau pekarangan.
ü  Manfaat
Manfaat dan kegunaan Ginkgo biloba :
-       Berfungsi sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas, untuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin.
-       Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah.
-       Dapat memacu produksi molekul energi ATP (adenosine triphosphate).
-       Peluang agribisnis tanaman ini adalah di manfaatkan sebagai peneduh atau sebagai tanaman hias. Selain itu, tanaman ini juga di percaya sebagai tanaman obat Bronkhitis dan asma sejak 5000 tahun lalu di Cina.
5.      http://souvenirpernikahankerajinankayu.files.wordpress.com/2013/08/pinus-pohon-pinus-kerajinan-kayu-kegunaakn-pohon-pinus-manfaat-pohon-pinus-furniture-kerajinan-kayu.jpgPinus
ü  Klasifikasi
Kingdom      :  Plantae
Divisi            :  Coniferophyta
Kelas            :  Pinopsida
Ordo             :  Pinales
Famili           :  Pinaceae
Genus           :  Pinus 
Spesies         :  Pinus montezumae L.
ü  Ciri-ciri
Pinus memiliki ciri khas yaitu memiliki batang utama silindris, lurus dalam tegakan rapat serta memiliki alur yang dalam, cabang-cabang membentuk putaran yang teratur, tinggi bebas bebas cabang bisa mencapai 10-25 meter, memiliki bentuk daun jarum dengan jumlah dua helai yang dapat bertahan lebih dari 2 tahun dengan tepi daun bergerigi halus, bunga berbentuk stobili jantan dan betina.
Daun merupakan bagian dari tajuk pohon yang mungkin terjadinya proses fotosintesis, respirasi dan transpirasi. Daun pinus berbentuk seperti jarum tersusun dalam berkas-berkas yang masing-masing terdiri atas dua helai.
ü Habitat
Pinus merkusii umum tumbuh di Sumatra utara hingga ketinggian 2000 m dpl.
ü Manfaat
Hampir semua bagian tumbuhan ini bisa dimanfaatkan yang paling umum adalah dengan menyadap batang untukkemudian diolah menjadi terpentin maupun gondorukem. Terpentin sebagaimana anda ketahui merupakan bahan industri parfum, obat-obatan, dan disinfektan. Sedangkan gondorukem merupakan bahan untuk membuat sabun, resin dan cat.
Kayu Pinus merkusii juga bisa dimanfaatkansebagai bahan konstruksi korek api, pulp, tiang listrik, sutra tiruan, kayu lapis, dan kertas serat panjang. Selain itu bagian kulitnya dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan dan kemudian abunya dipakai menjadi campuran pupuk karena kandungan kaliumnya yang cukup tinggi. Buahnya juga sudah diteliti untuk diolah menjadi bahan pembuatan briket.
6.      https://c1.staticflickr.com/7/6216/6241374938_73f03f8327_z.jpgMelinjo
ü  Klasifikasi
Kerajaan
       :  Plantae
Divisi
            :  Gnetophyta
Kelas
             :  Gnetopsida
Ordo
             :  Gnetales
Famili
            :  Gnetaceae
Genus
           :  Gnetum
Spesies
          :  Gnetum gnemon
ü  Ciri-ciri
-    Batang pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang.
-    Akarnya tunggang.
-    Tulang daun menyirip, tipis dan melebar.
-    Berumah dua karena strobilus jantan dan betina terletak pada pohon yang berbeda.  Namun ada pula yang berumah satu, strobilus jantan dan betina terdapat dalam 1 pohon.
-    Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-buku. Bunga jantan berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola bersatu.
-     Liana berkayu, beberapa tegak
-    Percabangan bersendi dan menebal
-    Daun sederhana, berhadapan, menyirip
ü  Habitat
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m.
ü  Manfaat
-    Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi sayur.
-    Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji. Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk (Emping). Emping merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan berperan penting bagi perekonomian masyarakat di Jawa.
-    Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis. Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di sepanjang Daerah Aliran Sungai Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan.
-    Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana.
7.      http://koranfakta.net/wp/wp-content/uploads/2013/06/sagu.jpgSagu
ü  Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Subkingdom
    : Tracheobionta
Super Divisi
    : Spermatophyta
Divisi
               : Magnoliophyta
Kelas
               : Liliopsida
Sub Kelas        : Arecidae
Ordo
                : Arecales
Famili
              : Arecaceae 
Genus              : Metroxylon
Spesies
            : Metroxylon sagus R.
ü  Ciri-ciri
-    Tinggi batangnya sekitar 10-14 m.
-    Letak daunnya berjauhan, panjang tangkai daun sekitar 4,5 cm, panajng lembaran daun sekitar 1,5 m dan lebar 7 cm.
-    Bunganya adalah bunga majemuk berwarna sao matang kemerah-merahan.
-    Empelur lunak dan berwarna putih.
ü  Habitat
Habitat alami tanaman sagu adalah di daerah drainase jelek seperti rawa-rawa dan sering ditemukan di dataran sedang.
ü  Manfaat
Tanaman sagu memiliki aneka fungsi dan manfaat mulai dari akar, daun, pelepah muda, empelur, kulit batang-batang muda, sisa tebangan.

1.      Fungsi akar
Dimana pohon sagu tumbuh,disekitar air tak akan pernah kering. Karena akar sagu memiliki fungsi untuk menata sumber-sumber air didalam tanah. Akar tanaman sagu juga berfungsi untuk menahan banjir.
2.    Manfaat daun sagu
Daun sagu dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tumang sagu, atap rumah, pembungkus kue/ paking anika kerajinan tangan sesuai daya kreasi kita.
3.      Manfaat pelepah sagu
-    Keperluan bangunan (Plavon, dinding, hiasan dinding)
-    Pembuatan rakit
-    Peredam suara untuk studio rekaman
-    Kursi, meja, tempat tidur
-    Aneka kerajinan tangan sesuai daya cipta
4.  Manfaat empleur sagu
- Sebagai bahan pangan/ makanan pokok masyarakat Maluku
- Sebagai bahan pangan untuk pembuatan kue
- Sebagai bahan makanan ternak
5.   Manfaat kulit batang
Kulit batang sagu/Waa bermanfaat untuk kayu bakar,meubeler, plafon dinding dan lain-lain.
6.   Manfaat ela sagu
Limbah ampas sagu/ ela sagu hasil ekstrasi pati sagu dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
-     Kompos/ pupuk organic
-    Pakan ternak untuk sapi, babi dan itik
-    Bahan bagi media tumbuhan tanaman





http://sepanjangjk.files.wordpress.com/2011/06/cimg8226.jpg
8.      Pinang
ü Klasifikasi
Kingdom
          : Plantae
Subkingdom
     : Tracheobionta
Super Divisi      : Spermatophyta
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas
                 : Liliopsida
Sub Kelas
         : Arecidae
Ordo
                 : Arecales
Famili
                : Arecaceae
Genus
               : Areca
Spesies
              : Areca catechu L.
ü Ciri-ciri
Hampir mirip dengan pohon kelapa, batang pohon  ramping, tubuh tegak, tingginya 10 – 30 m, diameter 15 – 20 cm, bercabang, dengan daun menyirip tumbuh bersama untuk membentuk roset pada ujung batang poros.
Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. 1 – 1,8 meter pisau daun panjang, anak daun memiliki panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi.Bunga tongkol dengan sarung panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah daun roset, panjang sekitar 75 cm, dengan beberapa pendek bercabang batang.
ü Habitat
Habitat alami tanaman ini adalah di kebun, halaman, atau tumbuh liar di tepi sungai dan di tempat-tempat lain.Tanaman ini dapat ditemukan di wilayah dengan ketinggian 1 – 1400 meter diatas permukaan laut.
ü Manfaat
-       Pada bagian biji dapat dijadikan obat, seperti obat untuk penyakit kulit, perut, gigi, dan lain-lainnya.
-       Pada daunnya, dapat dijadikan penambah nafsu makan
-       Pada sabutnya, dapat dijadikan sebagai sirkulasi energi, peluruh air seni, dan pencuci perut.

9.   http://tnrawku.files.wordpress.com/2012/04/rumpun-rotan-tnraw.pngRotan
ü  Klasifikasi
Kingdom       : Plantae
Subkingdom
  : Tracheobionta
Super Divisi
   : Spermatophyta
Divisi
             : Magnoliophyta
Kelas
              : Liliopsida
Sub Kelas
      : Arecidae
Ordo
              : Arecales
Famili
             : Arecaceae 
Genus
            : Daemonorops
Spesies
           : Daemonorops rhomboideus B.
ü  Ciri-ciri
Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2–5 cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam.
ü  Habitat
Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh.
ü  Manfaat
Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa yang paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut.
Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua proses pengolahan bahan baku rotan: Pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan berukuran sedang /besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil.
Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat Peel (kupasan)/Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core. Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di Cirebon.
Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk "Pin Hole".
Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata. Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal tertentu.
Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood ("darah naga"). Resin ini dipakai untuk mewarnai biola atau sebagai meni.
Masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen sayuran.
10.     http://www.kutilang.or.id/wp-content/uploads/2012/11/mm.jpgHarendong
ü  Klasifikasi
Kingdom          : Plantae 
Subkingdom
    : Tracheobionta 
Superdivisio
     : Spermatophyta 
Divisio
             : Magnoliophyta 
Kelas
                : Magnoliopsida 
Sub-kelas
         : Rosidae 
Ordo
                : Myrtales 
Familia
             : Melastomataceae 
Genus
              : Melastoma 
Spesies
             : Melastoma affine D.
ü  Ciri-ciri
Bentuk daunnya yang bulat telur dengan ujung lancip, berbulu, dengan permukaan yang kasar. Selain itu dari buah harendong yang unik. Bentuknya kecil-kecil bergerombol berwarna ungu seperti anggur tetapi dalam ukuran yang lebih kecil, permukaannya berbulu dan kalau di pijit akan mengeluarkan cairan seperti tinta.
ü  Habitat
Harendong banyak tumbuh di lereng-lereng gunung, tanah lapang sebagai tumbuhan liar atau bahkan ada yang membudidayakannya sebagai tanaman hias untuk di tanam di daerah objek wisata. Akar tanaman Harendong yang menghujam dalam ketanah membuat tanaman ini sangat bagus untuk di tanam sebagai vegetasi pencegah erosi.
11.     http://susvie.files.wordpress.com/2009/03/img_0110.jpg?w=300&h=225Ganyong
ü Klasifikasi
Kingdom                     : Plantae 
Subkingdom
   : Tracheobionta 
Superdivisio
   : Spermatophyta 
Divisio
            : Magnoliophyta 
Kelas
               : Liliopsida 
Sub-kelas
        : Commelinidae 
Ordo
               : Zingiberales 
Familia
            : Cannaceae 
Genus
             : Canna 
Spesies
            : Canna edulis Ker. 
ü Ciri-ciri
Tumbuhan semak berbatang basah yang bersifat merumpun dan menahan, berbatang lunak, tumbuh tegak dengan tinggi 0,9-1,8 meter, bentuk batang bulat sampai agak pipih dan merupakan kumpulan pelepah daun yang secara teratur dan saling tumpang tindih hingga disebut batang semu atau batang palsu. Umbi tumbuhan ini umumnya berukuran panjang 60 cm dan diameternya 10 cm, berdaging tebal dan berwarna putih atau keungu-unguan.
ü Habitat
Ganyong banyak ditemukan di rawa-rawa atau kebun dan tempat-tempat lainnya seperti hutan.








12.     http://www.petanimudabogor.com/image-product/img1545-1363241580.jpgKecombrang
ü  Klasifikasi
Kingdom         : Plantae 
Subkingdom
   : Tracheobionta  
Superdivisio
   : Spermatophyta
Divisio
            : Magnoliophyta
Kelas
              : Liliopsida
Sub-kelas
        : Commelinidae 
Ordo
               : Zingiberales 
Familia
           : Zingiberaceae
Genus              : Etlingera
 
Spesies             : Etlingera elatior
ü  Ciri-ciri
Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas, dengan tinggi mencapai 5 m.
Batang-batang semu bulat gilig, membesar di pangkalnya; tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan ketika masih muda. Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris, berseling, di batang semu; helaian daun jorong lonjong, 20-90 cm × 10-20 cm, dengan pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat, hijau mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.
Kecombrang baru mekar Bunga dalam karangan berbentuk gasing, bertangkai panjang 0,5-2,5 m × 1,5-2,5 cm, dengan daun pelindung bentuk jorong, 7-18 cm × 1-7 cm, merah jambu hingga merah terang, berdaging, melengkung membalik jika mekar. Kelopak bentuk tabung, panjang 3-3,5 cm, bertaju 3, terbelah. Mahkota bentuk tabung, merah jambu, hingga 4 cm. Labellum serupa sudip, sekitar 4 cm panjangnya, merah terang dengan tepian putih atau kuning.
Buah berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10-20 cm; masing-masing butir 2-2,5 cm besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika masak. Berbiji banyak, coklat kehitaman, diselubungi salut biji (arilus) putih bening atau kemerahan yang berasa masam.[2]
ü  Habitat
Banyak ditemui di dataran sedang yaitu antara 500 – 1200 meter dpl.
ü  Manfaat
Kecombrang atau bunga honje terutama dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di Nusantara. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di Jawa Barat. Kecombrang yang dikukus juga kerap dijadikan bagian dari pecel di daerah Banyumas. Di Pekalongan, kecombrang yang diiris halus dijadikan campuran pembuatan megana, sejenis urap berbahan dasar nangka muda. Di Malaysia dan Singapura, kecombrang menjadi unsur penting dalam masakan laksa.
Di Tanah Karo, buah honje muda disebut asam cekala. Kuncup bunga serta "polong"nya menjadi bagian pokok dari sayur asam Karo; juga menjadi peredam bau amis sewaktu memasak ikan. Masakan Batak populer, arsik ikan mas, juga menggunakan asam cekala ini. Di Palabuhanratu, buah dan bagian dalam pucuk honje sering digunakan sebagai campuran sambal untuk menikmati ikan laut bakar.
Honje juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun dengan dua cara: menggosokkan langsung batang semu honje ke tubuh dan wajah atau dengan mememarkan pelepah daun honje hingga keluar busa yang harum yang dapat langsung digunakan sebagai sabun. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit, termasuk campak.





BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan “GYMNOSPERMAE, dapat diambil kesimpulan bahwa:
ü  Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.
ü  Mempunyai sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar dan batang berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Strobilus atau kerucut mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan bantuan angin (anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan jarak waktu penyerbukan sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif.
ü  Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih bertahan. Tiga divisi yang sudah punah adalah: Bennetophyta, Cordaitophyta dan Pteridospermophyta. Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah: Ginkgophyta, Cycadophyta, Coniferophyta dan Gnetophyta.
ü Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina.
ü Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin).
ü Manfaat gymnospermae: tanaman hias, bahan industri, sumber makanan dan lain-lain.

B.     SARAN
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekeliruan yang ada dalam makalah ini, sehingga kami menerima segala masukannya.





















DAFTAR PUSTAKA

http://Rotan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm/
http://perpustakaancyber.blogspot.ca/2012/12/tumbuhan-berbiji-terbuka-gymnospermae-klasifikasi-pengertian.html
Sugeng P. 2004. Aneka Kehidupan. Jakarta: Arena.
Sinaga, Meity. 1993. Budidaya Tumbuhan Biji Terbuka. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Mulia, Ricki M. 2005. Gymnospermae.